Teori Asam Basa Bronsted-Lowry

         Blog KoKim - Teori asam-basa Arrhenius menyatakan bahwa senyawa HCl bersifat asam karena dalam larutannya menghasilkan ion H$^+$, sedangkan NaOH bersifat basa karena dalam larutannya melepaskan ion OH$^-$. Teori asam-basa Arrhenius ini berlaku jika dalam keadaan berikut.
1. Senyawa yang terlibat dalam reaksi harus dalam bentuk larutan.
2. Suatu senyawa dikatakan bersifat asam jika dalam larutannya menghasilkan ion H$^+$, sedangkan suatu senyawa dikatakan bersifat basa jika dalam larutannya melepaskan ion OH$^-$.

         Tetapi dalam kenyataan di alam ternyata ada fakta yang tidak mematuhi aturan Arrhenius tersebut, antara lain:
1. Gas HCl dan gas NH$_3$ dapat langsung bereaksi membentuk NH$_4$Cl.
$HCl(g) + NH_3(g) \rightarrow NH_4Cl(s) \, \, \, $ Mengapa?
2. Larutan Na$_2$CO$_3$ jika dites dengan indikator menunjukkan sifat basa padahal dalam senyawa tersebut tidak mengandung ion OH$^-$. Mengapa?

         Berdasarkan fakta di atas, maka dapat disimpulkan bahwa teori asam-basa Arrhenius belum bisa menjelaskan semua fenomena reaksi kimia. Oleh karena itu perlu ada teori asam-basa yang baru yang lebih mampu menjelaskan fenomena reaksi kimia.

         Menanggapi kekurangan teori asam-basa Arrhenius tersebut, pada tahun 1923, seorang ahli dari Denmark bernama Johanes N. Bronsted dan Thomas M. Lowry dari Inggris yang bekerja sendiri-sendiri, tetapi dalam waktu yang bersamaan mengembangkan konsep asam-basa berdasarkan serah-terima proton (H$^+$). Konsep asam-basa berdasarkan serah-terima proton ini dikenal dengan konsep asam-basa Bronsted-Lowry.

         Menurut Bronsted dan Lowry, asam adalah spesi yang memberi proton, sedangkan basa adalah spesi yang menerima proton pada suatu reaksi pemindahan proton.

Perhatikan contoh berikut.
Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (donor proton) dan sebagai basa (akseptor proton). Zat seperti itu bersifat amfiprotik (amfoter).

Konsep asam-basa dari Bronsted-Lowry ini lebih luas daripada konsep asam-basa Arrhenius karena hal-hal berikut.
1. Konsep asam-basa Bronsted-Lowry tidak terbatas dalam pelarut air, tetapi juga menjelaskan reaksi asam-basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa pelarut.
2. Asam-basa Bronsted-Lowry tidak hanya berupa molekul, tetapi juga dapat berupa kation atau anion. Konsep asam-basa Bronsted-Lowry dapat menjelaskan sifat asam dari NH$_4$Cl. Dalam NH$_4$Cl, yang bersifat asam adalah ion NH$_4^+$ karena dalam air dapat melepas proton.

       Dalam konsep asam basa bronsted-lowry ini juga dikenal yang namanya asam-basa konjugasi. Apa itu asam konjugasi dan basa konjugasi? Simak penjelasannya berikut ini:

       Suatu asam setelah melepas satu proton akan membentuk spesi yang disebut basa konjugasi dari asam tersebut. Sedangkan basa yang telah menerima proton menjadi asam konjugasi. Perhatikan tabel contoh asam basa konjugasi berikut:

Pasangan asam-basa setelah terjadi serah-terima proton dinamakan asam basa konjugasi. Atau secara umum dapat dilihat pada reaksi berikut ini:

       Namun teori asam basa Bronsted-Lowry ini tidak dapat menjelaskan bagaimana suatu reaksi asam basa dapat terjadi tanpa adanya transfer proton dari asam ke basa. Kekurangan ini kemudian mendorong peneliti lain, yaitu G.N. Lewis untuk mendefinisikan lebih lanjut asam dan basa ini.

       Demikian pembahasan materi Teori Asam Basa Bronsted-Lowry. Silahkan juga baca materi lain yang berkaitan dengan Teori Asam Basa Lewis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.